Desa Negeri Jemanten merupakan salah satu desa yang menjadi contoh nyata keberagaman dan toleransi antar umat beragama. Desa ini dikenal karena kehidupan sosial masyarakatnya yang penuh harmoni meskipun terdiri dari berbagai latar belakang agama. 

Salah satu cerminan kerukunan tersebut terlihat dari banyaknya tempat ibadah yang berdiri berdampingan dan digunakan secara aktif oleh warga desa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Masjid (14 Unit)

Sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat Muslim di Negeri Jemanten. Terdapat 14 masjid yang tersebar di berbagai dusun desa ini, yang tidak hanya digunakan untuk shalat berjamaah lima waktu, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan seperti pengajian, pendidikan Al-Qur’an, dan peringatan hari besar Islam. Keberadaan masjid ini menunjukkan tingginya jumlah serta kekompakan komunitas Muslim di desa tersebut

Langgar/Mushola (10 Unit)

Selain masjid, terdapat pula 10 langgar atau musala yang berfungsi sebagai tempat ibadah skala kecil, terutama di lingkungan permukiman yang jaraknya cukup jauh dari masjid utama. Musala menjadi tempat yang nyaman bagi warga untuk menunaikan ibadah harian, serta menjadi wadah pendidikan agama tingkat dasar bagi anak-anak di sekitar.

Gereja (2 Unit)

Umat Kristiani di Desa Negeri Jemanten memiliki dua gereja yang menjadi pusat kegiatan ibadah dan sosial. Gereja-gereja ini digunakan untuk ibadah mingguan, perayaan hari besar seperti Natal dan Paskah, serta kegiatan rohani lainnya. Meskipun jumlahnya lebih sedikit, komunitas Kristen di desa ini hidup berdampingan dengan damai bersama pemeluk agama lainnya.

Pura (1 Unit)

Keberadaan satu unit pura menjadi simbol penting bahwa di Negeri Jemanten juga terdapat pemeluk agama Hindu. Pura ini tidak hanya digunakan sebagai tempat persembahyangan umat Hindu, tetapi juga menjadi titik kumpul budaya yang memperkaya kehidupan sosial dan tradisi desa.

Keberagaman tempat ibadah di Desa Negeri Jemanten menunjukkan bahwa desa ini merupakan miniatur Indonesia yang sesungguhnya berbeda-beda namun tetap satu dalam semangat kebersamaan. Kerukunan antarumat beragama di desa ini patut menjadi teladan dalam mewujudkan masyarakat yang damai dan toleran. Melalui dialog, saling menghargai, dan kerja sama lintas agama, Negeri Jemanten terus menjadi desa yang sejuk secara spiritual dan sosial